INDOLIN.ID | SELAYAR — 70 pedagang UMKM yang mengikuti expo Festival Takabonerate mengeluhkan kerugian yang signifikan. Salah satu penyebab utama yang disorot adalah mahalnya biaya sewa tenant, yang mencapai Rp 250 ribu per tenant.
Sewa yang dianggap tidak sebanding dengan tingkat kunjungan dan penjualan, membuat para pelaku usaha tertekan secara finansial.
"Kami rugi besar! Pengunjung sepi, barang dagangan tidak laku, tapi tetap harus bayar sewa yang mahal," ungkap Ical, salah satu pedagang.
Ia menegaskan bahwa dengan sewa yang tinggi dan minimnya transaksi, sulit bagi UMKM untuk meraih keuntungan, bahkan untuk sekadar menutupi biaya operasional.
Tidak sedikit pedagang yang mengalami nasib serupa. Harapan untuk mendapatkan pangsa pasar baru di festival ini sirna seiring dengan rendahnya daya beli pengunjung.
Beberapa pelaku UMKM bahkan mempertanyakan transparansi pihak penyelenggara terkait biaya sewa yang dinilai mencekik. Mereka mendesak agar pihak panitia segera melakukan evaluasi, terutama mengenai kebijakan sewa tenant yang dianggap terlalu membebani.
"Bukan hanya soal sewa, tetapi juga promosi acara yang kurang menarik minat pengunjung. Kalau begini terus, UMKM seperti kami akan semakin sulit berkembang," tambah Ical
Festival yang seharusnya menjadi kesempatan untuk meningkatkan perekonomian daerah dan memberdayakan UMKM, kini justru meninggalkan rasa kecewa dan kerugian. Pedagang berharap di masa mendatang, ada perhatian lebih terhadap kondisi dan kebutuhan para pelaku usaha kecil agar expo seperti ini benar-benar memberikan manfaat. (*)