OLEH: DIN SYAMSUDDIN*
KEBIJAKAN Pemerintah menaikkan harga BBM (Pertalite, Solar, hingga Pertamax) merupakan kebijakan yang tidak bijak, bahkan dapat dikatakan kebijakan yang membajak hak rakyat.
Sudah dapat dipastikan kenaikan harga BBM akan diikuti oleh kenaikan biaya transportasi dan harga bahan-bahan pokok.
Jika ini terjadi, maka rakyat akan semakin sengsara, dan sulit untuk bangkit pasca pandemi sebagaiman yang sering didengung-dengungkan dalam rangka G-20 (Recover Together, Recover Stronger atau Bangkit bersama, bangkit lebih kuat).
Ketakbijakan baru ini menunjukkan secara nyata bahwa Pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah rezim yang tidak pro rakyat, tidak peduli terhadap rakyat, dan abai terhadap amanat penderitaan rakyat.
Janganlah kalau rakyat tidak bereaksi atau diam itu berarti setuju. Sebagian besar rakyat diam karena sudah apatis dan kehilangan harapan, apalagi jika bangkit melawan dengan demonstrasi akan dihadapi secara represif/dengan kekerasan oleh aparat keamanan sehingga menimbulkan korban luka-luka bahkan mati.
Sebenarnya kalau pemerintah bersimpati dan peduli terhadap rakyat, pemerintah dapat menempuh cara-cara cerdas, seperti dengan menghentikan pembangunan infrastruktur yang memakan biaya tinggi tapi akhirnya banyak yang terbengkalai.
Bahkan kalau Presiden arif-bijaksana, dia dapat menahan ambisi utopisnya untuk membangun Ibukota Baru yang memerlukan dana besar. Juga, krisis yang dihadapi bangsa dan negara terakhir ini harus dapat diatasi dengan membasmi korupsi secara serius.
Betapa banyak uang negara/uang rakyat yang dirampas oleh para penjahat, termasuk pejabat yang banyak disebut memanfaatkan jabatannya untuk menjarah aset negara, untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Itu semua adalah bentuk kezaliman yang nyata.
Sehubungan dengan itu, mengimbau kepada rakyat untuk bersabar. Bagi rakyat seperti mahasiswa dan buruh, yang saya dengar akan berunjuk rasa, tentu itu adalah hak sebagai warga negara, dan penyambung aspirasi rakyat, yang seyogianya didengar dan diperhatikan oleh pemerintah dan para wakil rakyat.
Bagi mereka yang pesimis aspirasi rakyat akan didengar dan diperhatikan oleh mereka yang berwajib dan berwenang, tersisa cara ampuh: Berdoalah ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Mendengar.
Doa kaum yang dizalimi tak berjarak dengan Allah SWT. Doakan kebenaran akan tiba dan kebatilan akan sirna; Doakan keadilan akan datang dan kezaliman akan tumbang.
Penulis: Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia